Saxophone ditemukan ± 160 tahun yang lalu oleh seorang ahli
pembuat alat musik dan musisi berbakat berkebangsaan Belgia yang bernama
Antoine-Joseph (Adolphe) Sax. Kemudian pada tanggal 20 Maret 1846, Saxophone
didaftarkan hak patennya untuk pertama kali.
Jenis saxophone yang pertama kali diperkenalkan kepada
masyarakat luas adalah C bass. Saxophone ini diperkenalkan untuk pertama
kalinya oleh seorang komposer terkenal yang bernama Hector Belioz.
Pada tahun 1842 Adolphe Sax pindah ke Paris dan mulai memperkenalkan
saxophone ke seluruh dunia. Selanjutnya dia membuat dan memperkenalkan 14 jenis
saxophone yang dibedakan berdasarkan ukuran dan pitch, diantaranya adalah Eb
sopranino, F sopranino, Bb soprano, C soprano, Eb alto, F alto, Bb
tenor, C tenor, Eb baritone, Bb bass, C bass, Eb contrabass, F contrabass,
sedangkan sisanya yang lain jarang digunakan.
Pada tahun 1845 saxophone menjadi satu bagian penting dalam band
militer. Pada tahun itu terjadi apa yang disebut ”battle of the band” (pertarungan antar band).
Pada saat itu band yang dimiliki militer Perancis masih tetap menggunakan
alat-alat musik tradisional. Adolphe Sax melihat peluang untuk menunjukkan
kepada masyarakat bagaimana saxophone dapat menghasilkan kualitas tonal yang
baik dalam suatu band. Adolphe Sax mengusulkan untuk membuat suatu kontes
antara band militer yang masih menggunakan alat-alat musik orkestral yang
orisinil untuk melawan band yang di dalamnya terdapat saxophone. Akhirnya band
yang dipimpin oleh Sax yang terdiri dari 28 orang tersebut mendapatkan sambutan
yang luar biasa dari para penonton, termasuk para petinggi militer di Perancis,
sehingga sejak saat itu saxophone menjadi bagian dari band militer Perancis dan
tidak lama kemudian manjadi bagian dari band-band lainnya.
Tujuh puluh lima tahun sejak ditemukannya Saxophone, akhirnya
saxophone mulai digunakan pada musik-musik dansa. Saxophone di-desain
untuk memiliki tone yang lembut, halus, dan seimbang. Itu sebabnya saxophone
dapat melangkapi suara terompet, drum, dan hiruk pikuk orang yang
berbicara di sekitar band-band dansa pada awal abad 20. Mouthpiece saxophone
dibuat lebih kecil dan lebih paralel, hal itu membuat suara saxophone terdengar
lebih keras dan sangat cocok untuk musik jazz dan dansa. Sejak proses
metamorfosis ini saxophone menjadi salah satu alat utama dalam musik jazz.
Berdasarkan perjalanan sejarah perkembangan saxophone di atas,
maka dalam mempelajari saxophone tidak dapat mengabaikan proses perjalanan
sejarah musik jazz dan musik-musik dansa. Beberapa alasan yang dapat
dikemukakan adalah :
·
Saxophone merupakan salah satu alat musik yang terbilang masih
muda, dibandingkan dengan jenis alat musik tiup lainnya seperti flute, oboe,
clarinet, bassoon, dan sebagainya.
II.TEKNIK DASAR
1.
a. Embouchure
Kata embouchure berasal
dari bahasa Perancis yang artinya “mulut sungai”]. Di
dalam teknik bermain saxophone, embouchure menggambarkan formasi antara bibir,
gigi, rahang, dan otot-otot di sekitar mulut ketika udara ditiupkan melalui
mouthpiece. Secara alamiah, embouchure berakibat pada upaya untuk menghasilkan
tone yang baik dan kemampuan untuk mengendalikan saxophone dengan baik
Dalam praktek, terdapat beberapa formasi embouchure yang sering
digunakan oleh banyak saxophonist, namun penulis hanya akan menguraikan salah
satu formasi embouchure yang saat ini paling banyak digunakan dan dapat
menghasilkan kualitas suara dan tone yang baik.
Gambar
yang paling atas menggambarkan embouchure yang kurang baik. Terlalu banyak
bibir bagian bawah yang menempel pada gigi, dan bibir bagian bawah terlalu
banyak melipat ke dalam mouthpiece. Pada formasi seperti ini sulit menghasilkan
suara dan tone yang lebih terang (bright), lebih bebas, dan lebih fleksibel.
Sedangkan formasi embouchure pada gambar yang paling bawah dapat menghasilkan
suara dan tone yang lebih terang, karena getaran reed yang dihasilkan dapat
lebih bebas. Dari gambar ini, reed tetap tersentuh oleh bibir bagian bawah,
namun hanya sebagian kecil bagian dari bibir bawah yang berada di antara
mouthpiece dan gigi. Bayangkan huruf “V” untuk mencari posisi bibir yang
nyaman agar menghasilkan tone yang baik.
Aspek penting lainnya dari formasi embouchure ini adalah
seberapa banyak bagian mouthpiece yang masuk ke dalam mulut. Jika terlalu
sedikit bagian mouthpiece yang masuk ke dalam mulut, maka sound atau suara yang
dihasilkan akan kecil dan mengurangi kemampuan untuk mengontrol saxophone. Satu
cara untuk mengetahui apakah mouthpiece terlalu dalam masuk ke dalam mulut atau
tidak adalah dengan melihat mouthpiece dari samping dengan reed yang terpasang
pada mouthpiece. Perhatikan bahwa jarak antara reed dan mouthpiece (facing tip of the mouthpiece) semakin menjauh.
Titik pertemuan antara reed dan mouthpiece yang akan berjarak itulah kira-kira
posisi gigi bagian atas yang menempel pada mouthpiece seharusnya diletakkan.
1.
b. Tongue
(Tonguing à teknik lidah)
Teknik lidah (tongue;tonguing) merupakan salah satu teknik dasar
yang juga penting dalam memainkan saxophone. Lidah digunakan untuk
memberikan attack atau aksen ketika mulai
mengeluarkan udara melalui mouthpiece.
Terdapat berbagai macam variasi tonguing, namun
pada umumnya teknik menggunakan tonguing adalah dengan menyentuhkan ujung lidah
dengan ujung reed, sembari mengucapkan ”dah” ketika ujung lidah menyentuh ujung
reed.
1.
c. Breathing (pernapasan)
Memainkan woodwind instrumen seperti saxophone adalah sama
seperti melakukan olah raga, kita harus sering berlatih agar kemampuan
memainkan wind istrument semakin baik sejalan dengan semakin baiknya kondisi
tubuh kita. Latihan pernapasan harus menjadi bagian latihan rutin kita agar
kemampuan untuk menguasai instrumen bertambah pula.
Pada kenyataannya, latihan pernapasan yang rutin sangat banyak
membantu kehidupan kita. Beberapa manfaat penting latihan pernapasan bagi
kehidupan manusia, diantaranya adalah :
·
Bermanfaat bagi kesehatan manusia. Para ahli meyakini jika
setiap manusia di dunia mengambil napas dalam 10 hitungan yang lambat dan
mengambil napas dalam-dalam setiap hari, maka kita sudah bisa menghindari
munculnya penyakit paru-paru di bumi;
·
Menurut aturan yoga, latihan mengambil napas dalam-dalam
merupakan salah satu bentuk meditasi. Dengan mengambil napas dalam-dalam secara
teratur akan membantu pikiran kita untuk fokus pada satu hal. Tentunya hal ini
sangat membantu kita dalam memainkan musik yang membutuhkan konsentrasi tinggi
dan juga membantu kita untuk mengatasi perasaan gugup ketika akan menghadapi
suatu pementasan;
·
Selain itu, terdapat juga manfaat secara spiritual. Dalam ajaran
Islam dikenal pengucapan Istighfar ketika kita sedang emosi atau tersadar dari
khilaf. Ketika kita mengucapkan Astaghfirullah al Azhiim (baik
secara singkat maupun yang lengkap), sebenarnya terjadi pengendalian ritme
bernapas. Napas menjadi lebih teratur, sehingga cairan adrenalin yang naik
ketika emosi (yang menyebabkan seseorang yang emosi menjadi sesak) dapat
dikendalikan kembali. Begitu juga ketika kita membaca ayat-ayat suci Al Qur’an,
dalam setiap memulai membaca kita mengambil napas lalu secara teratur napas
kita keluarkan bersamaan dengan pembacaan ayat-ayat suci di akhir kalimat.
Contoh nyata kaitan pernapasan dengan spiritualitas yang dialami seorang musisi
adalah saxophonist John Coltrane[2]. Pada periode akhir tahun 1950-an John Coltrane
mengalami proses transformasi dari masa hard bop menuju masa avant-guard style.
Pada saat Coltrane mengalami masa hard bop, dia mengeluarkan ide-ide yang lebih
jauh dari yang pernah ada sebelumnya, pada masa ini dia menghasilkan
frase-frase improvisasi yang sangat panjang dengan akurasi kecepatan yang
sangat tinggi. Bagi saxophonist, upaya menghasilkan siklus pernapasan (seperti
yang dilakukan Coltrane) sangat mirip dengan latihan pernapasan Prana dalam
Hatha Yoga. Kemudian dari periode hard bop, Coltrane mengalami transformasi
menuju gaya permainan avant-guard yang hampir mengabaikan semua kaidah-kaidah
dalam musik jazz tradisional, dalam periode ini hampir semua album yang
dihasilkannya menggunakan pengendalian emosi pada tenor saxophone. Semua album
yang dihasilkan pada periode ini menggunakan tema-tema spiritual dan berpuncak
pada lahirnya album “A Love Supreme” yang menjadi album paling berpengaruh pada
perkembangan jazz dunia.
Dalam rangka memperoleh suara yang baik dan mengendalikan
saxophone dengan benar, maka kita perlu belajar membagi dua ruang di paru-paru
kita. Kedua ruang tersebut adalah ruang dada (chest chamber) dan
ruang abdominal (abdominal chamber). Chest chamber adalah bagian atas dari paru-paru yang
sering kita gunakan dalam bernapas seperti biasa[3]. Sedangkan abdominal chamber adalah
bagian bawah paru-paru yang memiliki ruang lebih besar dari chest chamber dan dikendalikan oleh diapraghm atau diafragma (suatu membran besar di
dalam paru-paru yang terletak di bagian bawah paru-paru). Dari bagian ini semua
kekuatan dan pengendalian pemain saxophone berasal. Semua saxophonist harus
belajar mengambil napas dari perut bagian bawah, karena dari bagian ini seorang
saxophonist akan memperoleh kapasitas udara untuk bernapas, kekuatan, dan daya
tahan untuk mengontrol saxophone.
Untuk melatih pernapasan yang menggunakan diafragma,
pertama-tama kita harus belajar bernapas menggunakan bagian paling bawah
dari perut untuk mendapatkan kapasitas udara yang cukup, bertenaga dan
memiliki daya tahan untuk mengontrol alat tiup.
John Coltrane adalah salah satu pemain soprano dan tenor
saxophone yang membawa perubahan besar dalam perkembangan saxophone dalam musik
jazz sampai saat ini. Tone dan permainan saxophone Coltrane menjadi salah satu
landasan perubahan dari periode jazz tradisional menuju jazz modern. Salah satu
album Coltrane yang paling berpengaruh dalam musik jazz adalah “A Love Supreme”
(awal tahun 1960-an), album ini merupakan awal transformasi dari jazz
tradisional – yang menggunakan pendekatan chordal dalam improvisasi – menuju
jazz modern – yang menggunakan pendekatan scalar dalam improvisasinya. Di dalam
album ini Coltrane bermain bersama McCoy Tyner (piano), Jimmy Garrison (bass),
dan Elvin Jones (drum)
Istilah umum yang sering digunakan untuk pernapasan yang
menggunakan ruang dada sebagai sarana bernapas adalah pernapasan dada, untuk
selanjutnya penulis hanya akan menggunakan istilah Pernapasan Dada untuk
menggambarkan cara bernapas ini.
Sumber :
https://boykepriyoutomo.wordpress.com/saxophone-music-theory/teknik-dasar-bermain-saxophone/
0 komentar:
Posting Komentar